Postingan

Menampilkan postingan dari Februari 28, 2020

Cerpen Hujan, Kopi dan Jalan Pulang

"Hujan kadang dirindukan, terkadang juga tak diinginkan." Sudah empat jam berlalu, langit tak henti membasahi bumi, bahkan bukan hanya sekadar basah. Air yang jatuh tidak tahu kemana lagi dia harus mengalir. Warung kopi yang aku buka dari sore baru menyeduh tiga gelas kopi, satu untuk saya sendiri. Dari warung kopi aku melihat di tengah banjirnya jalan seorang bapak nampak kesal, motor bebeknya tidak lagi mau berjalan. Si bapak dengan perawakan pendek itu mencoba sekali lagi dan tetap tidak nyala, ia pasrah. Aku ke luar mendekat, “mogok pak?” “Iya, mungkin karena hujan, tadi kerendam banjir juga,” jawab si bapak. Aku mengajaknya menepi ke depan warung, aku bantu mendorong motornya. “Di luar saja mas, basah,” kata si bapak ketika aku mengajak ke dalam warung. Bibirnya menggigil biru. Khawatir memaksanya masuk hanya akan membuat kurang nyaman, aku bawakan dua kursi dan satu meja ke luar. “Istirahat dulu pak, ini barangkali mau merokok,” setelah rokok kuletakan di atas