Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 3, 2018

Jika kau mau

Hidup penuh dengan cerita. Begitu pun dengan aku, pun dengan yang lain. Kita semua punya, entah ia layak dikenang atau dilupakan.  Adakalanya kenangan terlupakan dengan sendirinya, maka maafkan jika ada kenangan denganku yang tak sengaja terlupa. Otak kita terbatas, ia tak bisa terus2an menerima, harus ada yang tersisihkan. Sebaliknya, ada kenangan yang sangat kuat mendiami otak kita, meski ia dipaksa untuk keluar. Lebih dari basa-basi di atas, rekaman peristiwa yang telah kia alami ialah sejatinya guru kita. Ia dengan sendirinya memberitahu bahwa mana benar mana salah, apa yang tepat untuk kita dan mana yang tak usah kita kejar. Jika kau mau berteman denganku, aku tak menuntut apa2 darimu. Hanya satu, menerima kenyataan bahwa aku punya masa lalu. Itu pun Jika kau mau. Cirebon 03/10/18

Cerpen Hujan Berakhir di Februari

Gambar
Hujan Berakhir di Februari “Aku menunggumu di istana berselimut hijau, saat langit menjingga.” Kalimat indah itu tertulis di secarik kertas yang ia titipkan untukku. Rina, gadis cantik dengan puisi di setiap detak jantungnya, membuatku jatuh cinta. Aku tahu dimana harus menemuinya sore ini.   Aku dan dirinya sudah saling mengenal sejak kecil. Rina bahkan selalu ada dalam suasana apa pun, rumahnya adalah rumahku, pun sebaliknya. Aku merasa menjadi manusia paling beruntung di dataran bumi ini, jika Khodijah selalu ada untuk Baginda Nabi, begitu pun Rina yang selalu ada untukku. Dia selalu mengerti kekuranganku dan selalu menegurnya dengan tutur kata yang lembut. Bersamanya tulisanku lebih mengalir, sangat menyenangkan mempunyai seseorang yang bersedia menemaniku menulis.   Dia yang suka sejarah, mengagumi kartini sebagai perempuan hebat yang berani bercita-cita tinggi. Dia suka hujan dan pelangi, seringkali aku bermain air hujan dengannya dan berburu pelangi. Hujan hari

Ketika Lelah

Lelah, kata yang bisa saja indah tapi satu sisi ia juga terkadang sangat menyebalkan. Kini aku sedang mengalami nasib yang kedua, gara-garanya adalah terlalu sering dipermainkan, itu kata temanku meski aku tak pernah merasa dipermainkan. Katanya dunia layaknya pasar malam yang sedang aku singgahi ini, sibuk dengan permainan hanya demi satu kata, "menarik".  Kenapa pasar malam tanyaku, bukan disana bukan hanya tentang permainan. tapi tentang bagaimana orang bertaha hidup. Tentang orang yang memilih hidup di malam hari demi menghidupi keluarga yang ia cintai.  Kenapa kau tidak melihat dari sisi lain? kenapa seolah semua yang berbau hiburan seolah selalu negatif. "Tapi pada kenyataannya lebih banyak yang negatif. Lihatlah para muda-mudi itu. Apa yang mereka cari dan apa yang mereka dapatkan? bukankah lebih baik ia belajar di rumahnya, atau melakukan hal lain yang lebih bermanfaat?" temanku ini tak mau kalah.  "Kau ini, lalu apa yang sedang kita lakuka