Postingan

Menampilkan postingan dari Desember 3, 2018

Sejarah Hijrah dan Fenomenanya

Umat muslim di seluruh dunia tidak lama lagi akan merayakan tahun baru hijriyah. Pergantian tahun dalam kalender islam, tepatnya pada tanggal 1 Muharam 1439 Hijriyah atau tanggal 21 September 2017 pada kalender Masehi. Asal-usul hijriyah ditetapkan menjadi tahun islam adalah karena pada tahun itu Nabi Muhammad SAW dan umatnya melakukan hijrah, salah satu peristiwa besar dalam sejarah islam. Hijrah sendiri merupakan momentum awal kebangkitan islam. Inisiatif membuat kalender Islam ini dikemukakan oleh seorang sahabat Nabi, Abu Musa al-Asy’ari. Suatu hari Abu Musa mengirim surat kepada Umar bin Khattab: “Engkau mengirim surat kepada kami, tetapi di dalamnya tidak ada tanggal.” Lalu umar mengumpulkan para sahabatnya, dan mengajak mereka berdiskusi soal ini. Sebagian berpendapat; “Awal tahun baru sebaiknya pada tanggal hari Nabi menjadi Rasul.” Sahabat lain mengusulkan; “Awal Hijrah Nabi.” Umar mengatakan: “Hijrah adalah momen menentukan kebenaran dan kebatilan. Maka kita tetapkan sebag

Cerpen Satu Malam Sejuta Makna di Pesisir

Senja itu surya perlahan tenggelam, lembayung menggantung melukis cakrawala di atas debur ombak, bergerak membasahi pasir pantai. Di tepian pantai, aku menemani bapak hendak pergi bernelayan. Membantu mengangkut jala dan tambang ke atas perahu. Perahu dengan suara bising mesin yang sudah akrab di telinga bapak, walau jelas menggganggu. Setiap petang hingga pagi, bapak hidup di atas perahu kecil yang disewa dari Pak Burhan, juragan kapal di kampungku. “Makasih nak, kapan kamu ikut bapak mencari ikan lagi?” tanya bapak. “Nanti saja pak, sekiranya kuliahku libur panjang,”  penuh sopan aku menjawab. Aku melihat kekecawaan di balik senyum bapak. Terakhir aku ikut bernelayan saat aku masih sekolah menengah pertama. Aku mencium punggung tangan bapak yang kurus berkeringat. Tenaga bapak berkurang seiring bertambahnya usia. Pernah aku menasihati bapak untuk tidak melaut lagi melihat kesehatannya, tak pernah bapak mau menghiraukan. Bagi bapak, laut sudah memberikan banyak kehidupan, maka s

Nabi Muhammad pun tidak diam

Gambar
Hamdan Cha |  Nabi Muhammad pun tidak diam Nabi adalah sebaik-baiknya manusia, segala tutur kata dan tingkah lakunya yang terjaga adalah pelajaran untuk kita semua. Ia tidak hanya berkata, ajarannya selalu dicontohkan dalam kehidupannya. Sejarah mencatat, setelah nabi mendapatkan wahyu pertama tentang perintah membaca, nabi ketakutan dan segera pulang, kemudian ia berselimut. Ketika berselimut, datang lagi perintah Tuhan supaya nabi bangun untuk memberikan peringatan (kabar benar). Peristiwa Nabi di atas mengajarkan kita untuk bangun, tidak berdiam diri dibalik selimut (masalah). Perintah itu juga datang setelah perintah membaca, artinya sebelum kita melakukan sesuatu, harus tahu dulu apa yang sebenarnya terjadi, membekali diri dengan keilmuan yang kuat. Sehingga kita akan bijak dalam melakukakan sesuatu, seperti kata Pramoedya, “adil sejak dalam pikiran.” Kebencian yang kita lihat akhir-akhir ini adalah dampak dari tutur kata atau prilaku yang tidak dilandasi pikiran bijak.

Menyebar Pesan Perdamaian Mulai dari Diri Sendiri

Hari Perdamaian Internasional (International Day of Peace) diperingati setiap tanggal 21 September, berdasarkan ketetapan dari Majelis Umum PBB melalui Revolusi Nomot 55/282 Tahun 1981. Baru pada Tahun 1982, Hari Perdamaian Internasional untuk pertama kalinya diperingati. Ini adalah hasil dari upaya para pemimpin dunia untuk menghentikan peperangan. Untuk membuka hari peringatan ini, Lonceng Perdamaian PBB dibunyikan di Markas Besar PBB (di Kota New York). Lonceng tersebut dibuat dari koin-koin yang disumbangkan oleh anak-anak dari seluruh benua selain Afrika, dan merupakan hadiah dariAsosiasi Perserikatan Bangsa-Bangsa dari Jepang, sebagai pengingat atas korban manusia akibat peperangan. Pada salah satu sisinya tertulis, “Long live absolute world peace” (Panjang umur perdamaian dunia sepenuhnya). Isu perdamaian sedang menjadi pembicaraan publik dunia akhir-akhir ini, diantara penyebabnya adalah konflik yang muncul di Rakhine State, Myanmar. Belum lagi dengan konflik di Palestina

Bagaimana Generasi Millenial Menikmati Kemerdekaan?

73 tahun sudah Negeri Indonesia ini merdeka, ditandai dengan pembacaan proklamasi oleh Sang Proklamator Ir. Soekarno pada hari Jum’at, 17 Agustus 1945. Semua rakyat Indonesia yang menyaksikan atau pun mendengarkan dari radio bersorak gembira. Pembacaan proklamasi itu menandakan berakhirnya penjajahan belanda yang berabad-abad lamanya. Sampai sekarang hari bersejarah itu selalu diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia sebagai Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Bagaimana dengan hari ini? Bagaiamana cara yang tepat bagi generasi saat ini untuk memperingati dan menikmati Hari Kemerdekaan? Sebelum kita dapat menikmatinya, sudah seharusnya kita tahu apa makna dari kemerdekaan yang berasal dari kata merdeka itu. Menurut kamus KBBI, merdeka adalah bebas dari penghambaan, penjajahan, dan sebagainya. Baru setelah itu kita bisa menikmatinya . Mari kita tengok kembali, apakah penjajahan di negeri ini sudah usai? Atau justru sedang terjadi kembali dengan versi yang berbeda? Penjaja