WAKTU KITA, HIDUP KITA
Waktu...., apa yang ada dalam benak anda ketika
mendengar kata waktu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) waktu atau
masa ialah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada
atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah
keadaan atau kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian.
Bagiku sendiri waktu itu sesuatu yang sangat berharga. Sebegitu berharganya,
saya dan tentunya kita semua juga pasti telah banyak melihat ataupun membaca
kata-kata bijak tentang waktu, sampai Allah sendiripun menyebutnya dengan
memberi satu judul diantara ratusan surat lainnya dengan kalimat “demi masa
(waktu). Setidaknya ada dua kata bijak yanga sangat populer yang sering kita dengar,
yaitu “waktu adalah uang” yang dalam bahasa inggrisnya time is money,
nah, sedangkan kita semua tahu bahwasannya uang itu sangat berharga. Satu lagi dalam
pepatah arab berbunyi “al waqtu ka asy-syaif” yang artinya waktu itu seperti
pedang, jika kita mempunyai pedang dan bisa memakainya dengan benar tentu
pedang itu akan sangat berguna, namun jika kita tak bisa mengendalikannya maka
pedang itu bisa melukai kita sendiri. Untuk itu jelas sekali bahwa kita harus
benar-benar bisa memanfaatkan waktunyang kita miliki.
Mungkin dari kita masih ada yang kurang bahkan
tidak mempedulikan waktu yang telah dan akan kita gunakan, sementara itu
orang-orang yang terbilang sukses dari dulu sudah sangat bijak dalam
menggunakan waktunya dan merencanakan untuk apa waktunya di masa depan nanti.
Bukankah semua manusia diberi waktu yang sama dalam setiap harinya, terus
mengapa hasilnya berbeda? Kuncinya terletak bukan bagaimana anda menghabiskan
waktu, namun bagaimana anda memanfaatkan waktu itu sebaik mungkin. Kita harus
yakin akan satu hal bahwasannya waktu yang sudah kita buang tak bisa kita
dapatkan kembali, karena waktu tak akan bisa kita putar mundur. Saat kita
kehilangan harta kita bisa mencarinya dengan kembali bekerja, saat kita
kehilangan ilmu kita bisa mencarinya lagi dengan belajar, dan saat kita
kehilangan kesehatan kita bisa mencarinya ke dokter dan mengikuti sarannya,
namun saat kita telah kehilangan waktu yang telah kita buang percuma bagaimana
cara kita mendapatkannya? Imam Al Ghazali pernah bertanya kepada murid-muridnya
“apa yang jauh dari diri kita di dunia ini?”, murid-muridnya menjawab:bulan,
matahari, bintang-bintang, lalu Imam Al Ghazali menjawab “yang paling jauh dari
diri kita adalah masa lalu, bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap
kita tidak bisa kembali ke masa lalu, oleh karena itu kita harus menjaga hari
ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan aturan
agama”.
Terus bagaimana dengan waktu yang telah
kita lewati, tak bisakah kita manfaatkan? Jelas sekali lagi tidak, namun kita
bisa menjadikan kejadian itu sebagai pembelajaran bagi kita untuk kedepannya.
Masa lalu biaralah masa lalu, sekarang saatnya kita fikirkan masa depan kita. Mari
kita coba sedikit membayangkan, jika kita tidur selama dalam 8 jam dalam sehari,
itu sama saja kita habiskan 1/3 dari hidup kita hanya untuk tidur. Sebanyak
itukah? Yah, hitung aja sendiri. Loh, bukankah kata dokter memang sebaiknya
begitu? Munkin, namun disini saya bukannya melarang kita semua untuk tidur 8
jam dalam sehari, saya hanya ingin mengingatkan berapa singkat waktu yang dapat
kita gunakan untuk aktifitas kita setelah dikurangi waktu yang tadi kita
habiskan untuk tidur, dan saya disini bermaksud mengajak kita semua untuk
memanfaatkan sisa waktu yang telah kita habiskan untuk tidur itu dengan
semanfaat mungkin. Bagimana caranya? Cara yang paling efektif bin ampuh menurut
saya ialah dengan me”management waktu”.
Kita bisa memulainya dengan cara membuat jadwal kegiatan yang akan kita lakukan
sehari-hari. Ah, seperti anak alay saja. Tak usah pedulikan sebutan itu, waktu
kita milik kita, bagaimana kita kedepan tergantung bagaimana cara kita
memanfaatkan waktu. Kita susun dengan hal-hal yang biasa kita lakukan setiap
harinya. Setelah kita membuatnya, kita harus melakukan semua kegiatan kita
tepat dengan waktu yang telah kita tentukan atau sering disebut dengan istilah
“disiplin waktu”. Memang merubah kebiasaan itu tak semudah seperti membalikkan
telapak tangan, namun ketika kita sudah punya tekad saya yakin kesulitan itu
akan berhasil kita atasi, dan yang tadinya tidak biasa akan menjadi terbiasa
dan bahkan ketika sudah terbiasa malah nanti kita akan merasa rugi sendiri jika
kita kembali menjadi orang yang tidak tepat waktu. Setelah terbiasa kita coba
revisi kembali jadwal kegiatan kita menjadi lebih efektif dan manfaat lagi,
kita kurangi waktu kita buat urusan yang tidak terlalu penting, dan kita
tambahkan waktu kita ke hal yang sifatnya positif seperti membaca, termasuk
menyempatkan diri untuk membaca tulisan-tulisan seperti ini, dan dalam hal ini
kita dituntut untuk pandai memilih mana kegiatan yang menjadi prioritas utama
kita dan mana yang bukan.
Sekarang, apakah kita semua sering
mendengar alasan orang “saya tak punya waktu” atau “waktu saya sedikit”,
sehingga untuk membaca tulisan singkat yang insya allah bermanfaat saya ini
tidak sempat. Loh, bukankah kita semua
diberikan oleh tuhan waktu yang sama, So?.. Atau ada lagi dari antara kita yang
sering bilang “dikejar waktu”, seakan-akan kita tak bisa menyelesaikan satu
tugas kita dalam waktu yang singkat. Masalahnya mungkin karena kita sering kali
menunda-nunda pekerjaan kita, kita berfikir masih bisa dikerjakan nanti, esok
bahkan lusa, tanpa pernah kita sadari bahwasannya ada tugas lain yang telah
menanti kita di esok hari. Untuk itu jika bisa kita lakukan sekarang kenapa
harus kita tunda. Karena menurut Charles Darwin “seseorang yang berani membuang
waktu 1 jam dari hidupnya bukanlah seorang yang menghargai kehidupan”. Masih
adakah diantara kita yang sering berkata “ah, saya mah masih muda, umur saya
masih panjang”, dengan alasan seperti itu sehingga ia bersantai-santai akan
hidupnya dan menghabiskan waktu mudanya untuk berfoya-foya. Bukankah Nabi
Muhammad saw. pernah bersabda: “manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara:
[1] waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] waktu sehatmu sebelum datang
waktu sakitmu, [3] waktukayamu sebelum datang wktu kefakiranmu [4] waktu
luangmu sebelum datang waktu sibukmu, [5] hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(H.R Hakim). Untuk itu sebelum kita
terlambat dan hanya akan berbuah penyesalan terus menerus nantinya, mari kita
rubah cara hidup kita dalam memanfaatkan waktu yang telah tuhan berikan kepada
kita semua sebaik mungkin.
Jadi, sekiranya mungkin sekarang kita semua
sudah tahu bagaimana hidup kita itu tergantung bagaimana cara kita menggunakan
waktu kita. Karena bagaimanapun juga “Waktu Kita Adalah Hidup Kita”
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat. Terima
kasih. Sukses selalu.
Dan izinkan saya untuk mengakhiri tulisan
saya ini dengan sebuah puisi.
Aku tak mau merugi
Tuhan maha adil dengan segala pemberiannya..
Tuhan telah memberikan saya waktu hari ini untuk saya gunakan..
Saya bisa memanfaatkan ataupun bahkan menyia-nyiakan..
Namun, apa yang saya lakuakan hari ini sangatlah bermakna..
Karena itu berarti saya telah menukarkan satu hari hidup saya ..
Jika hari esok tiba, maka hari ini akan hilang selamanya..
Saya ingin mendapatkan sesuatu dalam satu hari saya..
Suatu kebaikan bukan keburukan,
Suatu keberhasilan bukan kegagalan,
Suatu kebahagiaan bukan kekecewaan,
Agar saya tidak merasa rugi atas apa yang telah saya tukarkan
Komentar
Posting Komentar