Arfan betah di Masjd, kenapa ya?

Hari ini, kami sekeluarga menghantarkan Aa Mahbub (bapaknya Arfan) ke Stasiun Cirebon. Ini pengalaman pertama Arfan ke Stasiun.

Sebelum ke Stasiun kita menyambut sore Cirebon dengan berkunjung ke Gua Sunyaragi dan Masjid At-taqwa. Masjid yang lokasinya berada di tengah kota ini semakin ramai saja saat menjelang petang.
Sesampainya di parkiran masjid, Arfan berlari mengejar Mama (kakeknya Arfan). "ma ma ma," isyaratnya padaku untuk menghantarkannya mengejar mama. Siap bosku, kita kejar.

 Mama sudah masuk masjid duluan, aku dan arfan mempercepat langkah. Tapi arfan malah berulah, dia tak mau melepas sepatunya. Sorry fan, ini masjid. Siapa pun yang hendak masuk silahkan buka sepatumu terlebih dulu. Meski pun dia nangis sampai menggigit sepatunya sendiri, aku dibantu dengan A Kholis (Uwanya Arfan) memaksa untuk melepaskan sepatunya.

Tenang saja, menangisnya Arfan nggak pernah lama (kecuali kalau memang sakit). Ketika ada hal2 aneh yang baru ia temui, semua permasalahan akan hilang begitu saja. Saluuut. Benar saja, ia justru bahagia karena di masjid ia bisa meminum air dingin secara gratis.

Kemudian kita semua wudlu. Aku memilih untuk tidak sholat dulu, khawatir Arfan hilang, karena dia akan cepat tertarik dengan hal yang baru. Mama dan A Kholis sudah mulai sholat, eh Arfan ikut sholat, ia berdiri sejajar dengan mama yang menjadi imam, hehe.

Arfan Sedang Takbiratul Ihram
Aku jadi bingung antara ikut gabung sholat atau tetap mengawasi Arfan dulu. Tuhan Tolong!.

Gerakan sholat Arfan sudah sangat baik, ia tahu bagaiamana bedanya rukuk dan sujud, bahkan urutannya. Arfan ikut sholat dengan mantap, akhirnya aku mantapkan hati untuk ikut sholat. Aku yakin Arfan sedang ingin sholat lengkap secara rokaat.

    Saat rokaat kedua, tiba-tiba Arfan mundur. Mungkin ia menyadari bahwa tempatnya harus dibelakang imam.

Ketika sujud Arfan mundur lagi. Duh bikin sholat nggak khusyu', bukan salah Arfan juga sih kalau sholatku nggak khusyu'. Aku berdoa saja semoga dia setia menunggu kami menyelesaikan sholat.



 Selesai sholat ternyata dia masih duduk menunggu kami. Tapi kalau ia sudah duduk lama seperti itu pasti ada sesuatu yang baru dilihat mata. Rupanya ia melihat anak-anak yang sedang madrasah memakai gamis putih. Mungkin ini pertama kalinya ia melihat gamis.

 Kemudian kita keluar dari masjid. Tapi Arfan meminta untuk minum dingin satu kali lagi. Hehe. Di halaman masjid, Arfan melihat banyak sekali anak-anak yang sedang bermain. Ia kembali lebih suka memperhatikan lingkungan terlebih dulu.

Arfan Sedang Memprhatikan yang lain
Di sini ia merasa betah dan tak mau pergi, ia mau duduk lebih lama lagi. Ia sudah lupa dengan minuman dingin bahkan sepatu kesayangannya. Sampai harus Mimi (neneknya Arfan) turun tangan untuk membujuknya.









Setelah dibujuk lama akhirnya Arfan nyerah. Kemudian Ce Limah (ibunya Arfan) mengajaknya untuk makan sore. De Izza (kakanya Arfan) menggodanya dengan es duren.

Tapi Arfan lebih tertarik dengan beberapa remaja yang sedang bermain bola di alun-alun masjid. Alhasil ia pun ikut bergabung kenjadi kiper. Kemudian kami berlanjut pergi ke Stasiun.

Ada kisah apa dari Arfan di Stasiun pertamanya? Nanti saja lah ceritanya.

Cirebon, 19 Sept' 18

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Cara Jatuh Cinta Pada Buku

Ketika Sepi

Introspeksi