Kenapa orang hebat bisa sendiri?

Langit semakin malam bukannya semakin gelap, kegelapan malam justru membuat cahaya bulan semakin terang bersinar. Puluhan bintang ikut menghiasi atap bumi. Aku seorang penikmat malam tentu saja menyukai keadaan hangat ini.

Kenapa sendiri ? | Hamdan cha


Malam ini dengan kehangatannya, aku tulis cerita tentang seorang lelaki yang kehilangan mimpi-mimpinya. Entah kenapa sebuah mimpi bisa hilang.

Ia terlihat indah sebelumnya, mimpi-mimpinya terlihat dekat. Seorang perempuan menguatkannya untuk meraih mimpi yang ia agungkan. Tapi sore tadi lelaki itu hanya duduk berdiam diri.

Lelaki itu aku temui dengan tatapan kosong di tengah keramaian puluhan mahasiswa. Warung kopi itu ramai sampai tengah malam. Namun, sore tadi ia menyisakan kisah tak biasa.

Seorang lelaki hebat duduk sendiri dengan hedset di telinganya, mungkin ia ingin memberi kesan kepada yang lain bahwa ia tidak sedang melamun. Lelaki yang biasanya penuh semangat kini terdiam.

Aku mengenalnya lebih dari aku mengenal diriku sendiri. Ia lelaki hebat dengan kecerdasan dan kebaikan yang luar biasa. Paras tampannya membuat ia cepat disukai oleh orang lain.

Ada satu hal yang membuatnya dikagumi banyak orang. Ia pandai menciptakan banyak lagu. Karyanya selalu digemari banyak orang. Baginya, menciptakan sebuah karya seperti membalikan telapak tangan, begitu mudahnya. Aku iri dengan semua nasib yang ia miliki, indah.

Namun keindahan itu hilang sore tadi. Ia tak lagi ceria, senyumnya hilang. Orang-orang yang dulu di sampingnya tak menemani. Aku rasa karena dia sedang ingin sendiri. Melihat itu aku tak berani mendekat.

Cangkir kopi di atas mejanya entah sudah berapa jam tak ia sentuh. Asbak di samping cangkir hanya dihiasi satu puntung rokok. Tapi apakah benar ia memang sedang ingin sendiri, apakah kehadiran seorang teman tak ia butuhkan saat ini.

Satu jam aku amati dirinya, ia masih tetap seperti itu. Sesekali ia melihat ke layar hapenya. Sesekali juga ia hanya memegang cangkir kopi tanpa sekalipun meminumnya. Ketika ada orang lain menyapa, ia balas seperlunya.

Besok aku harus menemuinya, kenapa orang sehabat dia bisa seperti itu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Cara Jatuh Cinta Pada Buku

Ketika Sepi

Introspeksi