Tidak Salah Punya Masalah
Aku pernah berharap untuk hidup tanpa masalah, harapan itu hadir ketika pasrah dengan belasan masalah yang tak kunjung selesai.
Kenapa begini, kenapa harus seperti ini? Kenapa tidak begitu? Dll.. kata-kata itu yang terngiang. Menyebalkan bukan?
Saat itu aku putuskan untuk lari, menjauh dari semua masalah yang satu pun tak ada yang bisa diselesaikan.
Aku pergi ke pasar, ah terlalu ramai. Berhenti di warung, banyak orang yang ku kenal. Aku pergi karena tak mau masalahku terlihat oleh mereka.
Sampai saatnya ponselku berbunyi, satu pesan whatsapp masuk.
"Posisi?"
"Kamu dimana, aku otw situ," balasku
Kemudian aku menghampiri si pengirim pesan.
Aku sebut saja dia temanku.
Setelah sampai di tempat temanku berada dia bertanya, " agenda hari ini apa?"
"Kosong," jawabku.
"Kuy antar aku hunting." Ajak temanku.
"Oke, pakai motor siapa?" Tanyaku
"Motormu saja!"
"Oke"
Kemudian kita berangkat menuju pasar yang tadi aku tinggalkan. Mencari sesuatu yang temanku cari. Setelah ketemu dia mengajaku ngees (istirahat dan beli es).
"Pasar tuh rame terus yah?" Temanku membuka perbincangan baru.
"Namanya juga pasar." Jawabku singkat.
"Pesan apa kang?" Tanya si Mamang penjual es
"Nutrisari jeruk" jawab temanku disusul matanya bertanya kepadaku.
"Dua mang!" Balasku
"Tapi orang-orang pasar tuh yakin banget yah kalau jualannya pasti laku. Padahal sainganya juga banyak." Temanku memulai kembali.
"Iya ya," jawabku singkat.
"Bahkan Mang Pendi sekarang tokonya besar."
"Iya yah, dulu kan cuma lemprakan."
"Sebelum sebesar sekarang, dulu juga sempat bangkrut dan dililit hutang sana-sini," si Mamang penjual es ikut nyambar saja.
"Istrinya malah ninggalin dia," lanjut si Mamang.
"Iya tah mang?" Tanyaku memancing si Mamang untuk lebih banyak bercerita.
"Iya, tapi hebatnya Mang Pendi itu punya jiwa yang kuat. Terus dia bangkit lagi dari NOL." Lanjut si Mamang.
"Hebat yah Mang," balas temanku.
"Iyah, malah toko tetangganya dari dulu segitu-gitu saja. Dari sebelum Mang Pendi bangkrut sampai sekarang ya segitu-segitu saja."
"Toko sampingnya nggak pernah kena masalah?" Tanyaku.
"Setahu mamang sih belum," jawab si Mamang.
Kemudian temanku nyahut, "kuh kang, tidak semua masalah itu buruk, buktinya Mang Pendi hasilnya sukses."
"Sedang ada masalah kang?" Tanya si Mamang menatapku.
"Ada, nggak salah kan punya masalah?" balasku dengan semangat.
Si Mamang dan temanku senyum-senyum.
So, tidak salah punya masalah.
Baca juga: kenapa orang hebat bisa sendiri?
Kenapa begini, kenapa harus seperti ini? Kenapa tidak begitu? Dll.. kata-kata itu yang terngiang. Menyebalkan bukan?
Saat itu aku putuskan untuk lari, menjauh dari semua masalah yang satu pun tak ada yang bisa diselesaikan.
Aku pergi ke pasar, ah terlalu ramai. Berhenti di warung, banyak orang yang ku kenal. Aku pergi karena tak mau masalahku terlihat oleh mereka.
Sampai saatnya ponselku berbunyi, satu pesan whatsapp masuk.
"Posisi?"
"Kamu dimana, aku otw situ," balasku
Kemudian aku menghampiri si pengirim pesan.
Aku sebut saja dia temanku.
Setelah sampai di tempat temanku berada dia bertanya, " agenda hari ini apa?"
"Kosong," jawabku.
"Kuy antar aku hunting." Ajak temanku.
"Oke, pakai motor siapa?" Tanyaku
"Motormu saja!"
"Oke"
Kemudian kita berangkat menuju pasar yang tadi aku tinggalkan. Mencari sesuatu yang temanku cari. Setelah ketemu dia mengajaku ngees (istirahat dan beli es).
Sketch by. Urban sketch |
"Pasar tuh rame terus yah?" Temanku membuka perbincangan baru.
"Namanya juga pasar." Jawabku singkat.
"Pesan apa kang?" Tanya si Mamang penjual es
"Nutrisari jeruk" jawab temanku disusul matanya bertanya kepadaku.
"Dua mang!" Balasku
"Tapi orang-orang pasar tuh yakin banget yah kalau jualannya pasti laku. Padahal sainganya juga banyak." Temanku memulai kembali.
"Iya ya," jawabku singkat.
"Bahkan Mang Pendi sekarang tokonya besar."
"Iya yah, dulu kan cuma lemprakan."
"Sebelum sebesar sekarang, dulu juga sempat bangkrut dan dililit hutang sana-sini," si Mamang penjual es ikut nyambar saja.
"Istrinya malah ninggalin dia," lanjut si Mamang.
"Iya tah mang?" Tanyaku memancing si Mamang untuk lebih banyak bercerita.
"Iya, tapi hebatnya Mang Pendi itu punya jiwa yang kuat. Terus dia bangkit lagi dari NOL." Lanjut si Mamang.
"Hebat yah Mang," balas temanku.
"Iyah, malah toko tetangganya dari dulu segitu-gitu saja. Dari sebelum Mang Pendi bangkrut sampai sekarang ya segitu-segitu saja."
"Toko sampingnya nggak pernah kena masalah?" Tanyaku.
"Setahu mamang sih belum," jawab si Mamang.
Kemudian temanku nyahut, "kuh kang, tidak semua masalah itu buruk, buktinya Mang Pendi hasilnya sukses."
"Sedang ada masalah kang?" Tanya si Mamang menatapku.
"Ada, nggak salah kan punya masalah?" balasku dengan semangat.
Si Mamang dan temanku senyum-senyum.
So, tidak salah punya masalah.
Baca juga: kenapa orang hebat bisa sendiri?
Komentar
Posting Komentar