Tawuran Ekstrakulikuler Jalanan


     Tawuran Ekstrakulikuler Jalanan 
oleh : hamdan muhammad
 Ada trend yang makin pouler dikalangan pelajar. Setiap akhir pekan jadwal mereka mengikuti ekstrakulikuler jalanan yang disebut tawuran antar sekolah. Tiada akhir pekan tanpa tawuran. Bahkan semakin hari semakin meningkat kuantitas dan kualitasnya. Dulu tawuran hanya sebatas adu jotos atau paling parah lempar batu yang melibatkan sekelompok kecil tertentu saja. Namun sekarang  tawuran seakan sudah jadi agenda sekolah hingga pengikutnya pun hampir satu sekolah dan senjata yang dipakai makin lengkap dengan buatan tangan terampil siswa itu sendiri. “ini demi mempertahankan harga diri sekolah kita”, ujar Chacha salah satu siswa SMA yang sering ikut terlibat tawuran.
      Berbagai komentar datang dari pakar pendidikan dan sosial, menurutnya tawuran terjadi di limgkungan pelajar itu dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait dan sulit dipecahkan, bak lingkaran setan yang tiada ujungya. Namun itu semua juga dipengaruhi faktor budaya geng yang salah disekolah yang semakin banyak anggotanya. Geng semacam itu biasanya timbul atas rasa kesetiakawanan semu antar sesame anggotanya. Kenapa anggotanya semakin bertambah? Karena di usia mereka yang menginjak dewasa mereka lagi mencari jati diri mereka dan mencari temen yang cocok dengan kebiasaan, hobi, status sosial, kepentingan yang sama dengan mereka.
      Pelajar seusia ini hendaknya dapat memilih mana yang baik dan buruk untuk dirinya. Dan hendaknya membuat sebuah kelompok yamg lebih positif yang dapat membentuk pribadi mereka kearah yang lebih baik karena sesungguhnya hidup berkelompok itu tidak ada salahnya, termasuk dilingkungan sekolah. Namun hidup berkelompok juga harus ada aturannya. Bukan asal berkelompok untuk sekedar bersenang-senang dan membuat masalah. Seharusnya pelajar harus saling mengenal persamaan dan perbedaanya, sehingga sesama pelajar akan saling menghormati dan menghargai keberadaan masing-masing. Apabila sudah seperti ini maka tawuran tidak akan terjadi.
      Menurut teori sosial, orang-orang yang berkelompok cenderung memiliki kebanggaan dan keberanian diri lebih dibandingkan jika seorang diri atau berdua. Dan biasanya, sekelompok orang yang merasa kuat dan berani itu akan melakukan perlawanan terhadap siapapun, khususnya geng lawan dari sekolah lain, jika salah satu dari mereka ada yang disakiti. Kalau sudah demikian maka tawuran tidak bisa dihindarkan lagi.
       Namun dibalik peryataan itu semua sekolah juga seharusnya ikut bertanggung jawab dalam masalah ini, karena bagaiamanapun juga sekolah ikut berperan dalam pendidikan dan pembentukan karakter siswa. Seharusnya sekolah bisa lebih peka terhadap apa yang dibutuhkan siswa dalam usia menginjak dewasa. Satu ungkapan yang biasa diucapkan siswa mengapa ikut tawuran diantaranya karena mereka bosan dan jenuh dengan sistem pembelajaran disekolah yang hanya duduk dibangku kelas mendengarkan guru ceramah.
      Seharusnya sekolah memiliki wadah sebagai alat siswa untuk berekspresi yang mengarahkan pada pengembangan diri, menghasilkan kerja-kerja positif, memperhatikan kepentingan bersama dan lain sebagainya sehingga siswa tidak perlu mencari ataupun membuat kelompok sendiri yang hanya berprinsip kebebasan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Cara Jatuh Cinta Pada Buku

Ketika Sepi

Introspeksi