Postingan

Yang Penting Posting

  Dunia dengan arus digital yang semakin mendominasi manusia menjadi haus validasi, maka apapun akan diperingati, untuk narsis di media sosial bahwa ia masih hidup dan ia tidak gagap informasi. “Kirim foto yang tadi yah!” Begitu kalimat yang pasti ada bahkan menjadi utama ketika selesai melakukan kegiatan apa pun. Segera diposting ke media sosialnya masing-masing dengan caption yang template mengikuti postingan orang lain, serta diiringi backsound lagu yang sedah viral. Untuk yang tidak ikut merayakan biasanya mengupload ulang postingan orang lain. Ketika ada peringatan momen atau hari besar yang penting posting, esensi tak lagi penting, toh besok juga posting yang lain. Kita menjadi haus konten supaya tak terlihat tertinggal. Apakah kita tertinggal dengan tidak ikut memposting kejadian viral seperti orang lain? Apakah kita terlihat kurang pengetahuan ketika tidak ikut membagikan?

Menunggu Cinta di Usia 30+

Malam ini gerimis masih turun, orang-orang sudah tertidur, sunyi. Pikiranku ingin menuliskan sesuatu, lalu aku duduk di halaman membuka note di ponsel dan mulai menulis. Basi gak sih jika aku membahas cinta di usia 31? Aku pernah benar-benar mencintai hanya kepada dua perempuan. Pertama cintaku tak terbalas, kedua aku membalas cinta. Setelah itu tidak lagi aku merasakan jatuh cinta. Aku sempat berpikir mungkin karena aku masih berharap dengan cinta pertamaku. Tetapi perlahan aku bisa mengikhlaskan, aku anggap itu sebuah kenangan indah, selebihnya aku pasrah apakah ditakdirkan kembali atau tidak. Untuk cinta yang aku balas aku sudah benar-benar mengikhlaskan karena dia sudah dipinang lelaki lain. Aku juga mendoakan yang terbaik untuknya, pun sebaliknya dia mendoakanku untuk segera bertemu jodoh. Perihal bertemu jodoh, aku sudah berusaha mencari, mendekati perempuan yang aku rasa aku bisa jatuh cinta kepadanya, nyatanya Tidak. Ketika aku belum mencintainya, eh mereka sudah mencintai yang...

Permada dan Halal bi Halal

Secarik catatan delapan tahun Hari ini aku secara tiba-tiba diminta untuk bercerita tentang perjalanan acara Halal bi Halal (HBH) yang sedang berlangsung di Subang. Maka aku bercerita sedikit yang masih ingat tentang perjalanan Halal bi Halal dari tahun pertama pada tahun 2017.  Namun dalam tulisan ku ini akan diawali dengan awal Permada Cirebon. Karena Permada berperan penting dalam memulai HBH. Aku mulai… —— Gagasan awal Permada Cirebon Di penghujung 2016 aku diajak oleh teman sesama alumni Pondok Pesantren Dar Al Tauhid untuk membentuk sebuah wadah untuk menampung ide-ide alumni yang kebetulan sedang menjadi mahasiswa di daerah Cirebon.  Awal mula nya ide ini kurang tahu betul persisnya. Kemudian aku ketahui dari cerita bahwa Ide Gagasan membentuk wadah ini datang dari pemikiran seorang teman, Zahid. Kemudian si Zahid ini membicarakan gagasan dengan Ali, Mif, Paris dan Poltak alias Sidik. Pertama ngobrol di tongkrongan daerah graksan. Kemudian ngobrol tentang pendataan alum...

Kapan kapan

 Capek,

Hujan akhir 11

Pagi ini arjawinangun hujan. Kepada air yang turun aku bersyukur masih bisa merasakan sejukmu meski akhir-akhir ini aku hidup dengan cuaca panas dan angin kencang. Kepada angin yang berhembus di udara aku ingin titip pesan kepada seseorang yang sedang jauh di sana.  “Aku tau engkau kuat, untuk itu tetaplah semangat meski kau merasa tak ada tempat berlindung saat hujan datang. Saat kau tak punya payung atau rumahmu terasa jauh, singgahlah sebentar. Aku siap menemanimu dengan secangkir nescafe sampai hujan reda dan kau bisa melanjutkan berjalan.”

Tukang Ojek

 Oleh Hamdancha Satu dua tiga empat tukang ojek bergegas penuh harap ketika sebuah angkot mendekat. Mereka berlari mendekat angkot padahal belum berhenti. Dari angkot malam itu hanya dua orang penumpang yang turun. Dua tukang ojek berlanjut menawarkan diri, sisanya memberikan kesempatan kepada teman nya yang belum mendapat penumpang. “Ayo mbak ojek aja.” “Nggak pak makasih.” “Kemana sih mbak nya?” “Ke alun-alun pak.” “Ya udah 10 ribu aja mbak.” “Nggak pak makasih, ada yg jemput.” “Oh.” Mendengar jawaban ada yang mau menjemput, tukang ojek pun pasrah tidak bisa menawarkan apa pun lagi. Tawaran sebagus apa pun dari tukang ojek akan kalah dari harapan mbaknya, yaitu jemputan.  10 menit kemudian Tukang ojek melihat mbaknya belum juga dijemput, ia berpikir ada kemungkinan nggak jadi dijemput. “Ojek aja mbak, aku diskon deh jadi 8ribu.” “Nggak pak, aku menunggu jemputan.” Kemudian tukang ojek yang lain menasihati temannya itu, “Kamu tidak bisa mengajak mereka yang sedang menunggu ya...

Foto pakai hp di sawah

Gambar