Postingan

Permada dan Halal bi Halal

Secarik catatan delapan tahun Hari ini aku secara tiba-tiba diminta untuk bercerita tentang perjalanan acara Halal bi Halal (HBH) yang sedang berlangsung di Subang. Maka aku bercerita sedikit yang masih ingat tentang perjalanan Halal bi Halal dari tahun pertama pada tahun 2017.  Namun dalam tulisan ku ini akan diawali dengan awal Permada Cirebon. Karena Permada berperan penting dalam memulai HBH. Aku mulai… —— Gagasan awal Permada Cirebon Di penghujung 2016 aku diajak oleh teman sesama alumni Pondok Pesantren Dar Al Tauhid untuk membentuk sebuah wadah untuk menampung ide-ide alumni yang kebetulan sedang menjadi mahasiswa di daerah Cirebon.  Awal mula nya ide ini kurang tahu betul persisnya. Kemudian aku ketahui dari cerita bahwa Ide Gagasan membentuk wadah ini datang dari pemikiran seorang teman, Zahid. Kemudian si Zahid ini membicarakan gagasan dengan Ali, Mif, Paris dan Poltak alias Sidik. Pertama ngobrol di tongkrongan daerah graksan. Kemudian ngobrol tentang pendataan alumni di tam

Kapan kapan

 Capek,

Hujan akhir 11

Pagi ini arjawinangun hujan. Kepada air yang turun aku bersyukur masih bisa merasakan sejukmu meski akhir-akhir ini aku hidup dengan cuaca panas dan angin kencang. Kepada angin yang berhembus di udara aku ingin titip pesan kepada seseorang yang sedang jauh di sana.  “Aku tau engkau kuat, untuk itu tetaplah semangat meski kau merasa tak ada tempat berlindung saat hujan datang. Saat kau tak punya payung atau rumahmu terasa jauh, singgahlah sebentar. Aku siap menemanimu dengan secangkir nescafe sampai hujan reda dan kau bisa melanjutkan berjalan.”

Tukang Ojek

 Oleh Hamdancha Satu dua tiga empat tukang ojek bergegas penuh harap ketika sebuah angkot mendekat. Mereka berlari mendekat angkot padahal belum berhenti. Dari angkot malam itu hanya dua orang penumpang yang turun. Dua tukang ojek berlanjut menawarkan diri, sisanya memberikan kesempatan kepada teman nya yang belum mendapat penumpang. “Ayo mbak ojek aja.” “Nggak pak makasih.” “Kemana sih mbak nya?” “Ke alun-alun pak.” “Ya udah 10 ribu aja mbak.” “Nggak pak makasih, ada yg jemput.” “Oh.” Mendengar jawaban ada yang mau menjemput, tukang ojek pun pasrah tidak bisa menawarkan apa pun lagi. Tawaran sebagus apa pun dari tukang ojek akan kalah dari harapan mbaknya, yaitu jemputan.  10 menit kemudian Tukang ojek melihat mbaknya belum juga dijemput, ia berpikir ada kemungkinan nggak jadi dijemput. “Ojek aja mbak, aku diskon deh jadi 8ribu.” “Nggak pak, aku menunggu jemputan.” Kemudian tukang ojek yang lain menasihati temannya itu, “Kamu tidak bisa mengajak mereka yang sedang menunggu yang lain” 

Foto pakai hp di sawah

Gambar
 

Sampe Tuwek - Cover Akustik

Gambar
 

Menjadi Sunyi

Gambar
Oleh: Hamdancha Mesin waktu yang bisa digunakan untuk kembali ke masa lalu hanya sebuah ilusi, atau pun jika ada yang bercerita sesorang datang dari masa depan itu tak lebih dari sensasi. Nyatanya kalau ada dari dulu pasti semua sudah dipasarkan hari ini. Penemuan teknologi canggih pasti butuh biaya banyak dan tidak mungkin mereka tidak mengharapakan biaya itu kembali, pastinya ingin balik modal toh. Kembali ke masa lalu jelas melanggar hukum alam. Jangankan ke masa lalu yang jauh, manusia tidak bisa mengulang ketika memasukan sambal ke dalam makanan. Mesti menyesal karena rasa pedas tapi ya bagaimana lagi.  Sesuatu yang sudah lewat tak bisa terulang. Waktu berjalan dengan pasti, matahari akan terlihat kembali terbit dari timur setelah bumi selesai berputar sesuai hukum alam yang berlaku. Angka di jam memang kembali ke nol setelah 23.59, namun ia kembali dengan hari yang baru. Ketika sebagian orang ingin memutar hari kembali, sebagian lain justru ingin segera mengakhirinya. saat kecil